"Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yohanes 14: 18.
Mungkin beberapa atau banyak dari kita masih dapat mengingat dengan jelas saat-saat kita ditinggalkan oleh orang terkasih. Mungkin ditinggalkan oleh orangtua, sahabat, rekan, kekasih atau bahkan anak-anak kita. Kita ingin melupakannya, tetapi sulit sekali.
Kehilangan menjadi salah satu hal yang paling menyakitkan bagi manusia, sehingga sekuat apapun manusia berusaha melupakan peristiwa menyakitkan itu, biasanya malah peristiwa itulah yang terus membayangi dan memberikan keputusasaan dalam hidup. Yesus memberikan janji yang sungguh melegakan sebelum Ia pergi dari dunia ini ke Surga.
Janji itu mempersiapkan para murid agar tak putus asa memberitakan kabar baik di dunia, meski Ia tidak ada lagi secara fisik di antara para murid.
Yang menarik dari janji Yesus ini adalah perbandingan Yesus akan manusia yang kerap menderita karena “ditinggalkan sebagai yatim piatu”. Menjadi yatim piatu di masa kini saja sudah sangat sulit, anak tanpa kedua orangtua biasanya kekurangan kasih sayang, dukungan moriil, ekonomi dan banyak hal. Di masa itu, kesulitan menjadi yatim piatu pun ditambah dengan cap atau label sebagai seorang yang terkutuk atau berdosa sehingga mereka mengalami kemalangan demikian. Apabila dunia dapat membuat manusia menderita secara yatim piatu, tidak demikian dengan relasi manusia dengan Allah.
Allah tak pernah meninggalkan anak-anakNya karena kasih-Nya yang begitu besar. Baptisan yang disebutkan oleh Petrus dalam suratnya juga menjadi tanda janji keselamatan yang Ia materaikan pada manusia.
Maka, Allah adalah Allah yang telah memanggil kita untuk diselamatkan, tetapi juga tidak akan meninggalkan kita karena janji keselamatan-Nya itu. Ia adalah Allah yang berintegritas dalam janji-Nya untuk selalu berada bersama dengan kita.
Tidak akan pernah kita kehilangan kasih-Nya dalam hidup ini. Oleh karena itu bersyukurlah apabila Tuhan telah memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, karena Ia tetap bersama kita lewat Firman-Nya dan penyertaan Roh Kudus yang memimpin setiap langkah hidup kita. Amin.
ditulis :
Pnt Trianake Setiawan